Cara Shalat Idul Fitri. Tata Cara Dan Hukum

TATA CARA DAN PANDUAN HUKUM


I. Ketentuan Hukum
1. Shalat Idul Fitri hukumnya  sunnah muakkadah (sunnah yang ditekankan) yang menjadi salah satu syi’ar keagamaan ( _syi’ar min sya’air al-Islam_ ).
2. Shalat idul fitri disunnahkan bagi setiap muslim, baik laki laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak, sedang di kediaman maupun sedang bepergian (musafir), secara berjamaah maupun secara sendiri. 
3. Shalat Idul fitri sangat disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjama’ah di tanah lapang, masjid, mushalla dan tempat lainnya. 
4. Shalat Idul Fitri berjamaah boleh dilaksanakan di rumah.
5. Pada malam idul fitri, umat Islam disunnahkan untuk menghidupkan malam idul fitri dengan takbir, tahmid, tasbih, serta aktifitas ibadah.



II. Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah
 Kaifiat shalat idul fitri secara berjamaah adalah sebagai berikut:
> Sebelum shalat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih. 

> Memulai dengan niat shalat idul fitri, yang jika dilafalkan berbunyi;
 أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ  رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا)  لله تعالى
 “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala."
Pelafalan niat adalah sunnah, untuk menambah kehusuan dan ada maksud secara sadar. Karena amal-amalan tergantung niat.

Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan lalu Membaca doa iftitah.

Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar _takbiratul ihram_) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca: 
 سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ 

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

Atau membaca:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran/Disunnahkan Surat al-A'lâ.

Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa. 

Pada rakaat kedua disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri ( _takbir qiyam_), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca seperti pada rokaat pertama :
   سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.
Atau :
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran/ Disunnahkan Surat al-Ghâsyiyah. 

Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam. 

Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.

Hadits Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengungkapkan: السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس “Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)


 Panduan Kaifiat Khutbah Idul Fitri
1. Khutbah ‘Id hukumnya sunnah yang merupakan kesempuranaan shalat idul fitri.
2. Khutbah ‘Id dilaksanakan dengan dua khutbah, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.
3. Khutbah pertama dimulai dengan takbir sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua dimulai dengan takbir tujuh kali. 
4. Khutbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membaca takbir sebanyak sembilan kali 
b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
c. Membaca shalawat nabi Saw., antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
d. Berwasiat tentang takwa.  
e. Membaca ayat Al-Qur'an 
5. Khutbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali 
b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
c. Membaca shalawat nabi saw, antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
d. Berwasiat tentang takwa.  
e. Mendoakan kaum muslimin 

 Ketentuan Shalat Idul Fitri Di Rumah
1. Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjamaah dan dapat dilakukan secara sendiri.
2. Jika shalat Idul fitri dilaksanakan secara berjamaah, maka ketentuannya sebagai berikut:
a. Jumlah jamaah yang shalat minimal 4 orang, satu orang imam dan 3 orang makmum. 
b. Kaifiat shalatnya mengikuti ketentuan angka II. Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah dalam fatwa ini.
c. Usai shalat Id, khatib melaksanakan khutbah dengan mengikuti ketentuan dalam fatwa ini.
d. Jika jumlah jamaah kurang dari empat orang atau jika dalam pelaksanaan shalat jamaah di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka shalat idul fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.
3. Jika shalat Idul fitri dilaksanakan secara sendiri ( _munfarid_), maka ketentuannya sebagai berikut:
a. Berniat niat shalat idul fitri secara sendiri.
b. Dilaksanakan dengan bacaan pelan ( _sirr_).
c. Tata cara pelaksanaannya mengacu pada angka II. Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah dalam fatwa ini.
d. Tidak ada khutbah.

 Panduan Takbir Idul Fitri
1. Setiap muslim dalam kondisi apapun disunnahkan untuk menghidupkan malam idul fitri dengan takbir, tahmid, tahlil menyeru keagungan Allah SWT.
2. Waktu pelaksanaan takbir mulai dari tenggelamnya matahari di akhir ramadhan hingga jelang dilaksanakannya shalat Idul Fitri.
3. Disunnahkan membaca takbir di rumah, di masjid, di pasar, di kendaraan, di jalan, di rumah sakit, di kantor, dan di tempat-tempat umum sebagai syiar keagamaan.
4. Pelaksanaan takbir bisa dilaksanakan sendiri atau bersama-sama, dengan cara _jahr_ (suara keras) atau _sirr_ (pelan).
5. Umat Islam, pemerintah, dan masyarakat perlu menggemakan takbir, tahmid, dan tahlil saat malam idul Fitri sebagai tanda syukur sekaligus doa.

 Amaliah Sunnah Idul Fitri
Pada hari Idul Fitri disunnahkan beberapa amaliah sebagai berikut:
1. Mandi dan memotong kuku 
2. Memakai pakaian terbaik dan wangi-wangian
3. Makan sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri
4. Mengumandangkan takbir hingga menjelang shalat.
5. Melewati jalan yang berbeda antara pergi dan pulang 
6. Saling mengucapkan selamat (tahniah al-id) antara lain dengan mengucapkan تقبل الله منا و منكم.
taqabbalallahu minna wa minkum
"Semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian."

Wallahu a'lam ( والله أعلمُ) "Dan Allah lebih tahu”

Mungkin sampai disini secuil tulisan yang saya buat, selebih dan kurangnya bisa di perbaiki di prakteknya.

Salam hangat. Assalamuallaikum Wr. Wb.



Minal aidin wal faidzi
 "semoga kita semua tergolong orang yang kembali dan berhasil".


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH STUDI SYARI'AH

Pengertian ITC dan Manfaat ITC bagi Organisasi

Danau Urugan Jalur Cipacet Sukasari Sumedang